Pertanyaan:
Pertanyaan dari Nuri tentang HADISTSebutkan hadist tentang optimis, ikhtiyar, dan tawakkal!!
Jawaban:
Bersikap optimis terhadap segala sesuatu akan berdampak positif terhadap kehidupan. Masa masa sulit yang harus dihadapi pun akan terasa lebih ringan. Islam mengajarkan kita untuk selalu bersikap optimis dan melakukan ikhtiyar serta dibarengi dengan tawakkal kepada Allah SWT. Hamba yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada hambaNya yang lemah, kuat tidak harus dalam bentuk stamina fisik saja, kuat tersebut adalah kuat segalanya, kuat menahan amarah, kuat menahan nafsu dan egonya, termasuk kuat untuk selalu tabah dan berfikir optimis“Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah, pada keduanya ada kebaikan, bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah pertolongan pada Allah dan jangan merasa lemah!” (HR. Muslim no. 2664)الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ
Dari Ibn Abbas: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah sosok orang yang optimis, dia tidak terlihat patah semangat, dan dia menyukai hal - hal baik. (Sumber: Musnad Ahmad 2762)عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَفَاءَلُ وَلَا يَتَطَيَّرُ وَيُعْجِبُهُ الِاسْمُ الْحَسَنُ
Rasulullah adalah guru terbaik bagi kita semua, tidak hanya guru bagi ummat Muslim melainkah guru bagi seluruh ummat manusia, beliau mengajarkan kita semua untuk selalu semangat dan menyadari bahwa selalu ada harapan bagi siapa saja yang mau berusaha. Oleh karena itu sikap optimis tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya perwujudan usaha, barangsiap yang bersikap optimis ia pasti akan melakukan ikhtiyar. Berikut ini adalah hadis tentang ikhtiyar;
Demi Allah yang menggenggam jiwaku, jika salah satu dari kamu membawa seikat kayu bakar di punggungnya lalu menjualnya, itu akan lebih baik baginya daripada memohon kepada seseorang yang mungkin memberi atau mungkin tidak memberinya apa pun. (Sahih Bukhari 1401)وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا فَيَسْأَلَهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ
Ikhtiyar dapat dikatakan sebuah kewajiban bagi setiap Muslim meskipun tidak ada dalil yang terang terangan akan kewajibannya, namun dari hadis di atas menjelaskan bahwa seseorang yang berikhtiyar (meskipun hanya menjual sandal) itu lebih baik daripada orang yang hanya meminta minta. Namun begitu, ikhtiyar saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan kepasrahan kepada Allah yang memberi rezeki, ikhtiyar tanpa tawakkal sama dengan sombong karena semua kenikmatan yang dirasakan manusia asalnya dari Allah SWT. Berikut ini hadis tentang kewajiban bertawakkal;
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar benarnya pasti Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Keluar diwaktu pagi dalam keadaan lapar kemudian pulang dalam kondisi kenyang.” (HR. Tirmidzi no. 2344.)لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Demikianlah hadis hadis tentang optimis, ikhtiyar, dan tawakkal yang semestinya kita teladani, semoga apa yang kita lakukan di dunia ini menjadi manfaat bagi diri kita sendiri serta bagi sesama ummat manusia, dapat menjadi bekal hidup di akhirat kelak. Amin ya Rabbal Alamin
0 Komentar